KI DALANG DANANG SUSENO,DALANG MUDA AHLI TIRAKATAN

PENJURU.ID| KARANGANYAR – Saya suka pribadinya! Beliau adalah putra almarhum Ki Dalang Manteb Sudharsono, namanya Ki Dalang Danang Suseno. Bagi saya Mas Danang bukan hanya seorang sahabat, bahkan lebih dari itu semua, bebasan “Sedulur Sinarawedi.”

Darinya saya belajar banyak tentang pengetahuan dunia pewayangan, termasuk belajar membawakan “Suluk” dengan notasi yang baik dan benar, mengikuti “Pepakem.” Pun beberapa kali saya mendapat “Hibah Wayang Kulit” dua diantaranya “Werkudara” dan “Gunungan.” Adapun yang paling saya sakralkan Gunungannya, karena sudah berkali-kali di “Agem Mbah Manteb” untuk “Ringgit Wacucal.”

Mas Danang termasuk Dalang Muda yang kerap saya undang menggelar pentas “Wayang Kulit” di halaman rumah saya. Ini yang unik, setiap kali hendak pentas, beberapa hari sebelumnya selalu menyempatkan waktu menemui saya, kemudian kami berdua “Tirakatan” di arena pagelaran, dari malam hingga matahari terbit. Niatnya semata-mata mencari Ridha Gusti Allah Kang Murbengrat, agar pagelaran wayang nantinya membawa keberkahan dan bermanfaat “Mring Sapadha-padha.”

Mas Danang ini ahli tirakatan! Senajan putrane piyantun misuwur, ananging nduwe kesenengan laku prihatin. Begitu kesimpulan saya!

Termasuk pribadi yang tidak banyak bicara, sekalinya mengucap tentu berbobot. Cukup periang, ramah dan gemar membahas kedalaman “Wulangreh” yaitu nilai-nilai spiritualitas Jawa yang dikemas dalam guratan “Sekar.” Warisan para “Leluhur” yang “Adi “Luhung.”

Kami sehati, sepemikiran serta sama-sama menjunjung tinggi nilai-nilai Adat Istiadat, Seni, Budaya, Tradisi dan Kearifan Lokal Trah Jawa. Tekat kami hingga pupusing zaman!

Salah satu prinsip kami adalah “Tandhang Gawe” yaitu mengedepankan tindakan nyata dalam “Nguri-nguri Budaya” sehingga tidak sekedar teori ataupun wacana belaka, sekali lagi “Tandhang Gawe!” alias langsung praktek, dimulai dari diri sendiri.

Mugiya Mas Danang panjang yuswa lan pinuju seja hajatipun. Sumrambah dumateng para Kadang Wiyaga ugi para penggemar Bima Putra, Aamiin.

Wong Jawa aja ilang Jawane.
Memayu hayuning bawana, waras!

Penulis: Sri Narendra Kalaseba

Pos terkait