PENJURU.ID | Jakarta – Perseteruan tak berkesudahan antara kedua Negara di Timur Tengah, Israel dan Palestina kian memanas. Puncaknya ketika Israel berencana melakukan aneksasi atas wilayah Tepi Barat Palestina.
Melalui Duta Besar (Dubes) Palestina untuk Indonesia, H. E. Zuhair Al Shun meminta dukungan pada rakyat Indonesia dalam konferensi pers bertajuk “Menolak Aneksasi Israel atas Tanah Palestina di Tepi Barat” yang berlangsung di Hotel Sofyan Jakarta, pada Kamis ( 25/6/2020).
Dalam konferensi persnya, Al Shun mengatakan, bagi rakyat Palestina, Israel lebih kejam daripada pandemi Covid-19.
“Pandemi juga dirasakan oleh rakyat Palestina, karena itu menjadi ujian bagi semua manusia saat ini di dunia, tetapi ada pandemi atau wabah yang lebih parah dari Covid-19 yaitu wabah Israel yang mana dia lebih kejam dan lebih bahaya bagi rakyat Palestina daripada Covid-19”, ujarnya.
Menanggapi aksi ilegal Israel tersebut, pemerintah Palestina tentu melakukan segala upaya agar menghalau Israel, termasuk meminta suaka politik dunia Internasional. Sesuai perkembangan terakhir, tambah Al Shun, saat ini negaranya telah didukung secara penuh oleh pemerintah Yordania.
“Perkembangan terakhir, di dalam Israel sendiri, ada dua kubu yang menolak dan mendukung aneksasi. Akan tetapi kami pemerintah Palestina dan rakyat satu suara dalam melawan atau menolak aneksasi, terlebih pemerintah Palestina di dukung secara penuh oleh Yordania”.
Ketika dukungan datang dari Raja Yordania, Palestina lebih percaya diri menghadapi Israel. Karenanya, pemerintah Palestina juga mengharapkan dukungan dari semua Negara sahabat, terutama Negara-negara muslim.
“Bahkan dalam statement nya, Raja Yordan mengatakan kita akan betul-betul menanggapi secara serius dan sangat serius jika memang aneksasi itu dilakukan oleh Israel”, pungkasnya menirukan Raja Yordania.
Sebelumnya, telah diadakan pertemuan para duta besar (Palestina) di Ramallah, yaitu perwakilan dari United Nation (PBB), Uni Eropa, Jepang, China dan lainnya. Hasil pertemuan tersebut menyepakati agar menolak langkah aneksasi tepi barat.
(LA)