PENJURU.ID | Opini – Overthinking atau bahasa Indonesianya artinya berfikir yang berlebihan, biasanya lebih dikenal dikalangan milenial, kaum milenial sendiri istilah ini biasanya dimaknai secara sempit hanya dipakai untuk menggambarkan perasaan atau prasangka berlebihan dari seseorang terhadap pasangannya.
Tetapi dalam kasus ini, overthinking dilihat dari kacamata psikologi seseorang terhadap Pandemi Covid-19 yang sedang mewabah beberapa waktu belakangan ini.
Seperti kita ketahui ada beberapa gejala umum yang ditimbulkan jika seseorang terjangkit virus satu ini seperti, demam tinggi, flu, batuk, sakit tenggorokan, dan sesak nafas dan mempunyai ciri-ciri yang sangat umum dan lazim bahkan juga terdapat dibeberapa penyakit lain seperti influenza dan masuk angin biasa, sehingga sangat sulit membedakan antara Covid-19 dan flu biasa.
Kaitannya dengan overthinking disini adalah bagaimana fikiran yang berlebihan atau overthinking bisa memicu turunnya daya tahan tubuh manusia.
Pandemi Virus Corona (Covid-19) yang memasuki wilayah Indonesia tentu membuat cemas masyarakat. Angka kematian di Indonesia yang semakin hari semakin bertambah, membuat masyarakat merasa cemas. Terlebih beberapa gejala yang muncul pada orang yang terjangkiti Covid-19 tak pasti terlihat.
Wiene Dewi dari Himpunan Psikolog Indonesia (Himpsi) mengatakan kepanikan, cemas dan stres dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga rentan terhadap penyakit termasuk terinfeksi virus Corona. Seseorang juga bisa merasakan overthinking setelah membaca berita-berita yang memberitakan terkait Covid-19, reaksi psikomotorik ketika kita membaca sebuah berita, seolah-olah badan kita merasakan hal yang sama dengan apa yang kita baca dalam berita tersebut. Hal itu semua yang menjadi paradoks bagi sebagian warga Negara Indonesia.
Lantas itu semua bisa kita tangani dengan diri sendiri dengan berbagai metode seperti, melakukan olah nafas dalam, melakukan mindfulness (meditasi fokus kepada emosi), alihkan perhatian, tertawa (merubah paradigma kearah yang menyenagkan), batasi konsumsi berita, dan detoksifikasi ponsel.
(BFN)