PENJURU.ID | Jeneponto – Sebagai upaya menyikapi tanggap darurat pandemi Covid -19 di Indonesia, akhirnya mendorong Perguruan Tinggi dan Civitas Akademika menggunakan sistem pembelajaran online (pembelajaran daring) untuk menggantikan sistem pembelajaran ofline (tata muka) yang dihentikan sementara sebagai cara mencegah meluasnya penyebaran corovirus (covid-19).
Kebijakan pembelajaran jarak jauh (belajar di rumah) telah berlansung hampir dua bulan lamanya yang telah dijalani oleh mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia, tak terkecuali mahasiswa Institut Agama Islam (IAI) Al Amanah Jeneponto.
Melihat kondisi pandemi yang tak kunjung reda di masa “New Normal”, Civitas Akademika IAI Al Amanah Jeneponto tetap berkomitmen untuk menjalankan sistem pembelajaran daring (Belajar dari rumah) dalam pelaksanaan ujian semester genap tahun akademik 2019-2020 dari tanggal, 15 s/d. 19 Juni 2020.
Dasar acuan pelaksanaan ujian evaluasi akhir semester genap secara online adalah Surat Edaran Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 443.2/3450/Disdik tertanggal, 4 Juni 2020 tentang Perpanjangan Masa Belajar di Rumah Pada Perguruan Tinggi dan Keputusan Hasil Rapat Panitia Semester Genap Nomor: 006/PAN-PEL/IAI-AL/VI/2020, tertanggal 10 Juni 2020 tentang Pelaksanaan Ujian Secara Online, ungkap Rektor IAI Al Alamanah Dr. Ida Maiyanti A. Rajamuddin, S.Pd.I.,MM.,M.Pd. Pelaksanaan Ujian secara online ini merupakan bentuk komitmen kami untuk mencegah penyebaran Covid-19 dalam masa “New Normal” tambahnya di Media Centre Pelaksana Ujian Semester Online, lantai 2 Gedung Rektorat, Senin, 15/06/2020.
Ditanya soal respon mahasiswa terhadap pelaksanaan ujian semester genap secara online, Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan dan Alumni IAI Al Amanah Jeneponto Rafiuddin, S.Pd.I.,M.Pd menjelaskan bahwa pelaksanaan ujian yang berlangsung secara online ini ternyata disambut sangat baik dan antusias oleh seluruh mahasiswa IAI Al Amanah yang tersebar pada lima kabupaten di bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan (Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng dan Bulukumba).
Respon baik dan sikap antusias dari mahasiswa ini muncul lanjut Rafiuddin, karena tiga alasan: Pertama, mahasiswa tidak perlu lagi ke kampus ujian. Kedua, mahasiswa tidak perlu mengeluarkan biaya transport cukup beli data internet. Ketiga, mahasiswa aman dari resiko terpaparnya covid-19,”pungkasnya.
(R/Ismail)