PENJURU.ID | Internasional – Terjadi ledakan besar mengguncang Beirut, Lebanon pada Selasa (04/08/2020). Ledakan tersebut diduga berasal dari Pelabuhan Beirut, yakni sebuah gudang penyimpanan amonium nitrat, bahan kimia yang memiliki daya ledak tinggi.
Pasca ledakan tersebut, jumlah korban meninggal dan luka-luka dilaporkan masih terus bertambah. Pada Rabu (5/8/2020) dilaporkan terdapat korban berjatuhan yakni 78 orang meninggal dunia dan 4.000 orang lainnya dalam kondisi luka–luka.
Sejumlah warga dilaporkan menghabiskan malam mereka dengan berpindah-pindah dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya untuk mencari tahu nasib keluarga mereka lainnya.
“Ini benar-benar mengerikan. saya belum pernah melihat yang seperti ini sejak masa perang,” ujar warga setempat bernama Marwan Ramadan.
Sementara itu, Kemenkes Lebanon Hamad Hassan melaporkan laporan terbaru mengenai korban tewas bertambah menjadi 135 orang. Sementara, korban luka-luka menjadi 5.000 orang dan diperkirakan masih akan terus meningkat seiring dengan proses evakuasi yang masih terus dilakukan.
Kementerian kesehatan Lebanon, Hamad Hassan juga mengatakan lebih dari 300.000 orang dikabarkan mengungsi karena kehilangan tempat tinggal. Setelah tragedi tersebut, pemerintah memberlakukan hari berkabung selama 2 minggu di Beirut.
“Tidak ada kata yang dapat menggambarkan betapa menyeramkannya apa yang menimpa Beirut tadi malam, yang menjadi kota bencana,” ujar Presiden Lebanon, Michel Aoun, Selasa (04/08).
Presiden Lebanon, Michel Aoun berjanji pemerintah akan melakukan penyelidikan secepat mungkin secara transparan dan akan bertanggung jawab.
(Salsabila Shalihah Putri Umboh)





