Tradisi Berburu Babi Hutan Khas Sumatra Barat yang Perlu Diketahui

Berburu babi hutan

PENJURU.ID | Hiburan – Masyarakat Minangkabau punya tradisi yang unik dan menarik, salah satunya adalah aktivitas berburu kandiak atau babi yang dilakukan masyarakat setempat. Aktivitas ini sebenarnya sudah lama dipraktekkan, dan sudah menjadi turun temurun hingga pada saat ini.

Pada umumnya, berburu babi hutan dilakukan oleh kalangan laki-laki dewasa. Mereka yang memiliki hobi berburu kandiak atau babi. Sebab itu berburu babi hutan bukanlah suatu perkara mudah, karena pemburu harus menguasai teknik dasar perburuan.

Jenis anjing digunakan adalah anjing kampung atau anjing ras seperti teril dan pitbul, mereka datangkan dari luar daerah, seperti di Jawa. Anjing tersebut mereka beli dengan harga variatif tergantung ukuran dan kerjaannya, kelincahan dan anjing yang sudah dilatih khusus sebagai binatang berburu. Tak sedikit dari anjing itu, dilego dengan harga jutaan rupiah, lantaran sudah mendapatkan rangkaian latihan menangkap babi.

Sebelum dilakukan perburuan babi hutan, para pemburu berdatangan dengan membawa beberapa ekor anjing miliknya. ada yang datang membawa anjing menggunakan mobil dan juga menggunakan sepeda motor. Setelah semuanya sudah berkumpul di lokasi, para pemburu akan dibagi ke dalam beberapa kelompok, kelompok ini nantinya akan masuk ke hutan mencari babi yang bersembunyi di semak belukar.

Tradisi orang Minangkabau ini sangat kuat, sebelum berburu mereka melakukan briefing atau mengatur strategi. Acara ini, sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat yang juga memiliki hobi berburu, mereka yang hadir bukan saja para pemburu tetapi warga yang datang menonton pertunjukkan berburu babi itu.

Setelah mereka briefing para pemburu akan mulai bersiap-siap memasuki kawasan hutan belukar, di mana babi hutan lewat bersama rombongannnya. Anjing buruan diikat menggunakan tali di bagian lehernya, setelah lama berjalan jauh menelusuri hutan dan anjing sudah mengendus keberadaan babi, maka pemiliknya akan melepaskan ikatan tali di leher anjing dan mengejarnya hingga dapat. Kegiatan berburu babi hutan ini, dilakukan pada pagi hari hingga menjelang sore hari. Biasanya dilakukan masyarakat setiap seminggu sekali.

Yang tidak kalah menariknya lagi, babi hutan yang berlari ketakutan itu, tidak saja dikejar oleh anjing pemburu yang melihat pertama kali, tetapi semua anjing yang masuk di hutan akan beramai-ramai mengejar anjing tersebut hingga membunuhnya lewat taringnya yang runcing.

Setelah babi tersebut tewas, pemilik anjing akan berusaha membuat anjing miliknya memakan jantung babi. Jika biasanya anjing tadi tidak mampu mengoyak isi perut babi, maka pemiliknya akan membantu mengeluarkan jantung babi dan dikasih ke anjingnya.

Hasil buruan babi yang mati akan dibiarkan tergeletak begitu saja di dalam hutan. Mereka tidak membawa pulang. Sebab berburu babi bagi masyarakat Minangkabau dijadikan sebagai media untuk menyalurkan hobi saja.

Setelah sore hari, para pemburu kumpul dilokasi pertama dia kumpul waktu pagi hari. Dilokasi, ada pemburu yang mengikat anjingnya di pohon agar tidak lari berkeliaran, namun ada juga pemburu yang membiarkan anjingnya tanpa diikat, lantaran sudah jinak. Anjing yang sudah jinak, biasanya jadi kebanggaan tersendiri bagi pemburu sekaligus menujukkan pada pemburu lain, bahwa anjingnya patuh pada tuannya.

Pada saat berkumpul, para pemburu akan saling bertukar cerita tentang kehebatan anjingnya menaklukan puluhan babi hutan. Perlu diketahui, anjing buruan tersebut sebenarnya diperlakukan sangat baik oleh pemiliknya layaknya seorang anak. Mereka memandikan anjing di sungai, memberikan suplemen agar anjing tampil kuat dan garang saat berburu. Biaya perawatan bahkan tak dihiraukan asalkan hobi dapat tersalurkan.

 

(AM)

 

Pos terkait