Randai, Seni Budaya Minang yang Perlu dilestarikan

Randai Minangkabau

PENJURU.ID | Sumatra Barat – Minangkabau atau yang biasa dikenal dengan sebutan Minang merupakan kelompok etnis asli Nusantara seperti yang dilansir dari laman EGINDO.co bahwa wilayah persebaran kebudayaannya meliputi kawasan provinsi Sumatra Barat, separuh daratan Riau; bagian utara Bengkulu; bagian barat Jambi; pesisir Sumatra Utara; barat daya Aceh; dan Negeri Sembilan, Malaysia.

Kebanyakan masyarakat awam, seringkali menyamakan orang Minang dengan orang padang. Hal tersebut dikarenakan bahwa Padang merupakan ibukota dari provinsi Sumatra Barat.

Salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh etnis Minangkabau adalah Randai. Randai merupakan semacam permainan tradisional khas masyarakat daerah tersebut. Dalam permainan ini, sekelompok pemain akan berdiri membentuk lingkaran kemudian melangkahkan kaki secara perlahan sembari menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara bergantian. Kesenian ini menggabungkan seni lagu, musik, tari, drama, dan silat menjadi satu.

Pada awalnya, Randai merupakan media untuk menyampaikan cerita rakyat melalui gurindam atau syair yang didendangkan dan tari yang bersumber dari gerakan silat daerah Minangkabau. Namun, seiring perkembangannya, randai mengadopsi gaya penokohan dan dialog.

Randai dipimpin oleh seorang ketua yang disebut sebagai Tukang Goreh, bertugas untuk memandu jalannya permainan serta mengeluarkan teriakan “Hep! Tah! Tih!” yang menjadi ciri khas permainan Randai dan temponya disesuaikan dengan cepat atau lambatnya suatu gerakan.

Biasanya, dalam satu tim permainan Randai memiliki Tukang Goreh lebih dari satu, tujuannya adalah untuk mengantisipasi jika Tukang Goreh utama kelelahan bisa digantikan dengan Tukang Goreh yang lain. Karena, satu kali permainan Randai bisa berlangsung selama beberapa jam tanpa henti.

Randai dimainkan oleh pemeran utama yang bertugas untuk menyampaikan sebuah cerita rakyat yang akan dibawakannya. Pemeran utama ini biasanya berjumlah satu orang, dua orang, tiga orang, bahkan lebih. Tergantung dari panjangnya cerita yang dibawakan. Dalam membawakan cerita, pemeran utama akan dilingkari oleh anggota lain yang bertujuan untuk menyemarakkan permainan tersebut.

Permainan Randai dapat diikuti oleh perempuan maupun laki-laki dan berjumlah ganjil. Menggunakan seragam serba hitam serta deta (ikat kepala) dan penutup kepala khas Minang. Beberapa waktu kemudian, kaki kiri diangkat, lalu tangan kanan menabuh celana yang mereka kenakan.

Celana panjang menyerupai sarung dinamakan sebagai galembong. Galembong menjadi salah satu unsur penting dalam permainan Randai, karena tanpa galembong para pemain tak bisa mengeluarkan bunyian tabuh.

Pos terkait