Siap-siap! Pelaku Wisata Harus Hadapi Traveler yang Mau ‘Balas Dendam’

Siap-siap! Pelaku Wisata Harus Hadapi Traveler yang Mau 'Balas Dendam'
Siap-siap! Pelaku Wisata Harus Hadapi Traveler yang Mau 'Balas Dendam'

PENJURU.ID – Jakarta, Pandemi Corona mengakibatkan penurunan bagi sektor pariwisata. Masyarakat memilih menahan keinginannya untuk jalan-jalan di tengah wabah Corona.

Founder & Chairman MarkPlus Tourism, Hermawan Kartajaya mengajak para pelaku wisata untuk tetap optimis dalam menghadapi COVID-19. Setelah pandemi berakhir, nantinya para turis akan melakukan wisata balas dendam setelah berbulan-bulan berada di rumah atau yang disebut dengan revenge tourism.

Bacaan Lainnya

“Yakinlah, setelah semua berakhir, turis akan jalan-jalan lagi. Balas dendam setelah berbulan-bulan di rumah atau istilahnya revenge tourism. Pada saat itulah pelaku pariwisata harus memanfaatkannya. Persiapan itu harus dilakukan dari sekarang,” kata Hermawan dalam webinar via aplikasi Zoom.

Menurut pakar marketing dunia ini, ada dua hal yang bisa dilakukan para pelaku pariwisata yaitu surviving dan preparing. Saat ini, pelaku industri pariwisata harus bertahan dengan menjaga cashflow serta memanfaatkan pemasukan yang masih ada. Selain itu dibarengi dengan persiapan bisnis setelah COVID-19 selesai.

Contohnya, beberapa destinasi pariwisata tetap bisa berpromosi dengan cara yang berbeda. Industri pariwisata bisa berpesan kepada masyarakat untuk di rumah dulu.

“Setelah itu ada pesan lagi kalau mereka menunggu turis untuk kembali lagi. Artinya pesan yang disampaikan relevan dan menunjukkan kalau destinasi tersebut sudah siap pasca COVID-19,” kata Hermawan.

Menurut Hermawan, sekarang adalah saatnya industri pariwisata untuk merancang rencana matang agar bisa memaksimalkan turis dan pemasukan ketika masa revenge tourism.

Destinasi-destinasi yang kurang populer bisa mempersiapkan diri dari sekarang untuk bisa lebih populer dan ramai dikunjungi. Seperti Bali yang sangat populer, wilayah lain bisa bersiap untuk memperkenalkan destinasi populer di Indonesia tak hanya Pulau Dewata.

Perubahan kebiasaan juga harus dilakukan oleh industri pariwisata. Dengan adanya pandemi Corona, masyarakat akan lebih memperhatikan kebersihan dan keamanan tempat wisata.

“Mereka akan lebih peduli kepada daerah yang bisa mengakomodasi safety and healthy, sustainability sampai sistem mitigasi bencana. Seberapa berhasil suatu daerah dipandang berhasil menangani krisis, yang akan menjadi pertimbangan turis untuk datang. Sehingga pelaku pariwisata harus mempersiapkan faktor alam, kebudayaan, dan ekonomi setempat untuk dimaksimalkan. Turis akan menuntut hal tersebut. Jadi selain devisa masuk, mereka mau membayar lebih karena ada value atau nilai lebih didapat. Itulah quality tourism,” tambah Hermawan

Hermawan juga berharap, para pelaku wisata bisa memprediksi kapan pandemi ini akan berakhir. Walaupun sulit, namun setidaknya mereka memiliki timeline untuk bersiap kembali setelah pandemi COVID-19 berakhir.

Pos terkait