PENJURU.ID | Sampang – Tindakan tidak manusiawi kepada seorang ibu hamil yang hendak melahirkan oleh oknum bidan di ketapang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, semakin memantik perhatian dari banyak kalangan.
Kasus tersebut menuai bermacam kecaman dari berbagai pihak. Pasalnya, sikap bidan tersebut dinilai tidak manusiawi dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang tenaga kesehatan.
Akibat sikap tidak manusiawi tersebut, Aljannah (25) pasien yang datang untuk proses persalinan, terpaksa harus melahirkan di depan rumah seorang bidan di Ketapang Barat tanpa penanganan medis, Sabtu malam (04/7/2020).
Menyikapi kejadian yang menyita perhatian tersebut, Mathur Husyairi, anggota DPRD Jawa Timur, angkat bicara. Seperti dituturkan saat dihubungi oleh PENJURU.ID, ia sangat menyayangkan tindakan seorang bidan yang dianggap hilang rasa kemanusiaannya. Menurutnya, tindakan tersebut melukai hatinya sebagai sesama manusia.
“Sangat disayangkan, alasan apapun tidak bisa diterima,” tutur, Mathur Husyairi, Rabu, (08/7/2020).
Mathur menambahkan dalam menyikapi keresahan ini, ia berharap agar pemerintah khususnya Bupati Sampang dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dapat memberikan peringatan dan tindakan tegas atas kelalaian bidan ini.
“Semoga Bupati dan Ikatan Bidan Indonesia memberikan sanksi. 
Ini sudah mengusik rasa kemanusiaan kita,” tambahnya menyesali kabar tersebut.
Dibahas tentang sanksi yang tepat untuk diberikan, mengingat ada klarifikasi yang sudah disampaikan oleh IBI Kabupaten Sampang, bahwa pihak bidan juga diatur oleh perda yang tidak dapat diintervensi dalam melakukan praktek dan kebijakan diluar jam dinas, Mathur Husyairi menyoal sisi kemanusian bidan tersebut yang dinilai tidak ada, dan kode etik yang harus diperhatikan.
“Sanksi tergantung Bupati selaku ASN dan Bidan. Ada kode etiknya, kalau IBI membela, perlu dipertanyakan sisi kemanusiaan nya,” tandasnya.
Menurut anggota DPRD Jatim dari fraksi PBB yang merakyat ini, tindakan seperti yang dilakukan oleh oknum bidan tersebut harus benar-benar ditanggapi. Masalah biaya menurutnya tidak terlalu menjadi masalah, akan tetapi tindakan mebiarkan orang yang sedang dalam keadaan darurat harus dipertanyakan.
“Bukan urusan biaya tapi membiarkan bumil lahir di depan rumah tanpa tindakan medis ini yang harus dikritisi,” ungkapnya.
Pihaknya berharap kepada semua tenaga kesehatan, agar kejadian yang mengorbankan keselamatan ini tidak terjadi lagi dan keselamatan pasien harus didahulukan.
“Harapan saya kedepan, kejadian serupa jangan terjadi lagi. 
Dahulukan keselamatan pasien, apalagi ini bumil yang mau melahirkan,” tutupnya.
(Mmt)
 
									 
											




