Cilegon. Penjuru.id. Sebagai wilayah dengan 25% adalah kawasan industri, Kota Cilegon berada pada ancaman krisi udara dan air bersih. Calon Wali Kota Cilegon Isro Miraj dalam menegaskan bahwa kebutuhan air bersih setiap tahun akan berkurang.
“Jangankan nanti, saat ini saja di Kecamatan Gerogol dan Pulomerak mengalami krisis air, ” kata Isro saat menjawab pertanyaan dari panelis dalam debat publik Pilkada Cilegon, (Minggu 10 November 2024).
Maka perlu adanya konsolidasi bersama pihak perusahaan pengelola air bersih seperti PT KTI dan PDAM, sehingga akan ada tindakan prefentif dalam penanganan air beserta.
Terkait penanganan udara bersih di Kota Cilegon, Isro mengungkapkan bahwa langkah pertama yang akan ditempuh adalah memperketat pengawasan emisi dari sektor industri dan transportasi. Menurut Isro, pihaknya akan memperkuat regulasi emisi serta meningkatkan frekuensi pemantauan kualitas udara di sekitar kawasan industri.
“Kami ingin memastikan semua industri di Cilegon mematuhi standar emisi yang telah ditetapkan demi menjaga kualitas udara yang aman bagi masyarakat. Serta pengelolaan limbah yang tertata, pengetan audit AMDAL, hingga Perda Proper bagi Industri,” tegas Isro.
Calon Wakil Wali Kota Cilegon Nurrotul Uyun menambahkan, Isro-Uyun berencana menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai bagian dari solusi jangka panjang. Uyun menjelaskan bahwa perluasan RTH, seperti taman kota dan penghijauan di kawasan industri, akan membantu menyerap polutan dan memperbaiki kualitas udara.
“Kita akan perbanyak tanam pohon-pohon yang dapat menyerap karbon. Sehingga memiliki fungsi untuk atasi polutan dan membuat udara segar, ” kata Uyun.
Dengan strategi-strategi ini, Isro-Uyun optimis dapat membawa perubahan nyata dalam kualitas udara dan air bersih di Cilegon, menjadikannya kota industri yang lebih sehat bagi warganya.