PENJURU.ID | Jawa Tengah – Fenomena munculnya embun es di dataran tinggi Dieng disebabkan karena suhu mencapai minus 3 derajat celcius. Embun es ini muncul jika suhu di Dieng pada malam hari kurang dari 10 derajat celcius, sehingga paginya akan timbul embun es.
“embun es hari ini lebih tebal dari hari kemarin (Jumat, 24/7). Yang terdampak pun lebih luas. Hanya masih di sekitar kompleks candi arjuna,” ujar Hasta Priyandono, salah seorang warga Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, saat dihubungi detikcom, Sabtu (25/7/2020).
Fenomena ini sebelumnya pernah terjadi pada tahun 2019 lalu, namun hanya di sekitar komplek Candi Arjuna Dieng dan lebih tipis. Sri Utami Kepala UPTD Pengelola Obyek Wisata Banjarnegara mengatakan bahwa fenomena embun es ini selain menyebar di candi Arjuno embun es juga menyebar di lapangan sekitarnya.
“fenomena yang oleh warga setempat disebut dengan embun upas tersebut juga terjadi di area Candi Arjuno dan lapangan di sekitarnya pada Minggu (26/7/2020) pagi,” ujar Sri Utami
Embun es akan muncul pada saat memasuki musim kemarau dan biasanya pada bulan Juni, Juli, Agustus atau September. Dilansir dari liputan6 ketika musim kemarau suhu permukaan tanah dan udara akan turun hingga di bawah titik beku.
“Tidak ada tutupan awan sehingga panas terlepas udara akan turun ke titik beku,” ujar Setyoadjie Prayodhie Kepala Stasiun Geofisika Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banjarnegara.
Biasanya pada saat-saat seperti ini pengunjung dari berbagai daerah akan lebih tertarik untuk melihat fenomena alam embun es. Dieng masih membatasi wisatawan dari DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan Jawa Tengah karena adanya Covid-19, namun adanya fenomena embun es ini wisatawan melonjak hingga 3 kali lipat. Dilansir dari Kompas.com pada Sabtu (25/7/2020) wisatawan yang berkunjung ke Dieng mencapai 1.200 orang.