PENJURU.ID | Tangerang Selatan – Kabar duka datang dari dunia Seni Tanah Air. Sastrawan Sapardi Djoko Damono menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan. Penyair ini meninggal dunia pada Minggu, 19 Juli 2020 pukul 09.17 WIB.
Ia meninggal di usia 80 tahun, almarhum diduga meninggal karena menurunnya fungsi organ tubuh.
“Sastrawan Sapardi Djoko Damono masuk ICU di Eka Hospital, BSD. Kerja organ tubuh menurun. Mari kita doa bagi kesehatannya” tulis Sutradara dari Komunitas Teater Keliling, Rudolf Puspa Melalui akun Twitternya pada Jumat, 10 Juli lalu.
Kabar ini beredar di berbagai WhatsApp Group. Kepergian Sastrawan tanah air ini viral diberbagai sosial media, salah satunya Twitter. Banyak warganet yang mengucapkan bela sungkawa untuk Sapardi. Tak hanya itu, penulis Okky Madasari juga membagikan kabar duka ini melalui akun Twitternya.
“Baru tiga hari lalu, ngobrolin foto ini dengan Mas Jokpin. Mau postingan, sama-sama ragu. Selamat jalan, Pak Sapardi. Terima kasih atas semua karya dan teladan.”

“Baru tiga hari lalu, ngobrolin foto ini dengan Mas Jokpin. Mau postingan, sama-sama ragu. Selamat jalan, Pak Sapardi. Terima kasih atas semua karya dan teladan.”
Bukan hanya Okky Madasari, Fiersa Besari juga mengungkapkan bela sungkawa melalui cuitan di Twitter.
“Selamat jalan, Eyang Sapardi Djoko Damono. Jasamu abadi, seiring karya sastramu yang meninggalkan pengaruh besar untuk generasi setelahmu. Patah hati terdalam dari kami”

Sapardi Djoko Damono lahir di Surakarta pada 20 Maret 1940. Dia dikenal sebagai seorang sastrawan yang aktif menulis buku, cerita, sajak dan puisi dari tahun 1950-an.
Sapardi Djoko Damono telah menulis puluhan buku dan karya tulis. Hujan Bulan Juni (1994) adalah salah satu karyanya yang paling terkenal.
(N.Ash)