Hj. Nahdiana, M.Pd : Ujung Tombak Pendidikan Ibukota

Nahdiana, biasa dipanggil dengan Ibu Nana adalah Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta yang dilantik oleh oleh Gubernur Anies Baswedan pada 8 Januari 2020 di Balaikota. Ia dilantik dan dikukuhkan sebagai Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta melalui Keputusan Gubernur DKI Jakarta nomor 37 tahun 2020 perihal Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian dalam dan dari Jabatan Tinggi Pratama dilingkungan DKI Jakarta. Bukan pekerjaan mudah menjadi Kepala DInas Pendidikan DKI Jakarta. Menjabat dalam keadaan biasa saja sudah berat, ditambah pandemi membuat kompleksitas dan atribut pandemi menjadi bagian integral dalam menjalani dan mengambil kebijakan.

Sebagai Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Banyak sekali hal yang dilalui, baik metode pembelajaran online, penerimaan siswa baru, pembelajaran tatap muka terbatas hingga terus mengawal berbagai kegiatan rutin dan unggulan terkait pendidikan terus dijalankan oleh Nahdiana. Tidaklah berlebihan kalau ia menjadi Ujung Tombak Pendidikan DKI Jakarta masa kini. Pandemi membuat namanya makin dikenang, karena pandemi menghadirkan keadaan luar biasa yang harus dilalui juga oleh orang yang luar biasa dan dengan kebijakan yang luar biasa pula. Oleh sebab itu, mengulik Nahdiana, mulai dari masa kecil, masa kuliah hingga masa merintis karir menjadi ASN di Pemprov DKI Jakarta, sampai harapan kepada alumni dan UNJ sangat menarik untuk dikaji dan dipelajari oleh khalayak.

Masa Kecil
Nahdiana terlahir sebagai orang Cikoko, Jakarta Selatan pada tanggal 06 Agustus 1969. Ia terlahir sebagai orang yang memiliki kultur budaya Betawi. Masa lahir hingga SMA dihabiskan di daerah tersebut. Selepas SMA baru ia pindah rumah dari CIkoko. Ayahnya seorang akuntan, dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Semasa kecil, orang tuanya selalu gigih dalam membimbingnya untuk mengejar ilmu dan pendidikan. Ibunya berpesan, hiduplah dengan ilmu, karena dengan ilmu kamu bisa bergaul dengan siapa saja, dan tahu tentang kebenaran.
Masa kecil Nahdiana dibekali dengan tiga hal penting oleh kedua orang tuanya, yaitu :
Harta dan warisan orang tua tidak banyak, sehingga harus menempuh pendidikan setinggi mungkin
Anak perempuan harus bisa punya aktualisasi yang sama dengan anak laki-laki
Ilmu membuat seseorang menjadi mandiri dan juga untuk bekal hidup.

Ketiga hal tersebut menjadi kunci dan dasar pegangan oleh Nahdiana dan saudaranya hingga sekarang. Satu hal lagi, dalam mendidik orang tua Nahdiana tidak mendikte harus jadi apa, tetapi pesannya jelas, harus bermanfaat buat orang banyak. Lingkungan diluar rumah juga sangat mendukung, madrasah dekat rumah serta lingkungan yang nyaman buat bermain mendukung pertumbuhan dan perkembangan Nahdiana dan saudaranya.

Nahdiana mengenyam pendidikan dasar di SDN 03 Pagi Kebon Baru, lalu melanjutkan SMP di SMPN 115 Jakarta dan kemudian melanjutkan SMA ke SMAN 28 Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sampai akhirnya dia melanjutkan kuliah ke Program Diploma UI dan IKIP (Sekarang UNJ).

B. Masa Kuliah
Nahdiana lulus SMA pada tahun 1988, salah satu orang yang mendorong Nahdiana untuk menentukan jurusan kuliah adalah Guru Kimia di SMAN 28 Jakarta. Menurut Nahdiana, Guru tersebut Cantik, Baik dan Pintar. Ia begitu tertarik sama cara mengajar Guru tersebut, karena ia menaruh minat tinggi pada cara mengajar Guru tersebut, sehingga ia selalu mendapat nilai yang bagus pada pelajaran Kimia. Namun, guru bukan satu-satunya variable dalam memilih jurusan, takdir juga menjadi bagian penting didalamnya. Awalnya Nahdiana memilih Jurusan Kimia jenjang S1 di UI, namun karena salah melingkari jadilah ia terpilih menjadi mahasiswa Kimia jenjang Diploma. Satu hal lagi, ternyata jurusan yang dia pilih adalah terkait program kerjasama pemerintah dengan Bank Dunia, yaitu program pengadaan Guru Kimia di Sembilan kampus non pendidikan di Indonesia, salah satunya UI.

Dengan menggandeng Akta III dan melanjutkan Akta IV di IKIP (sekarang UNJ) ia kemudian memasuki program PGSM, yaitu Program Guru Sekolah Menengah. Sehingga akhirnya guru menjadi kecintaan yang dipupuk dan mantap menekuni kuliah sebagai calon guru.
Salah satu tantangan ketika kuliah adalah penyesuaian non akademik, seperti adaptasi pergaulan. Karena lingkungan kuliah di IKIP Jakarta, kampus yang mempunyai Brand pendidikan adalah, mahasiswanya baik dan kalem, sehingga Nahdiana larut dengan adaptasi supaya menyatu dengan lingkungan. Kesan lain di kampus adalah dosen rata-rata dekat dengan mahasiswa, bahkan nuansa kekeluargaan sangat terasa, tidak jarang dosen menjadi teman mengobrol dan diskusi.

Pengalaman menarik dikampus adalah ketika dikantin, dikantin Nahdiana yang notabene anak MIPA bisa dengan leluasa mengamati perilaku anak olahraga, anak MIPA yang kalem dan porsi bercandanya minim, melihat anak olahraga yang lepas dan cair, hal tersebut menjadi hiburan bagi dirinya. Selain hiburan juga menjaid pembelajaran mengenai ragam karakter dan watak dikampus yang menggabarkan kemajemukan.

C. Meniti Karir sebagai ASN Pemprov DKI Jakarta
Ketika meniti karir sebagai ASN di Pemprov DKI Jakarta, prinsip Nahdiana adalah Do The Best , Be The Best, But Dont Feel The Best. Nahdiana ketika menjalani ASN tidak mempunyai cita-cita sebagai Kepala Sekolah dan bahkan Kepala Dinas, ia menjalani amanah dengan penuh tanggung jawab. Prinsip mengalir dijalani, tetapi mengalir yang tentu dimaknai dengan perencanaan dan tanggung-jawab menyelesaikan tugas yang diemban olehnya. Nahdiana mengawali karir sebagai guru Kimia di SMAN 106 Jakarta, Pada tahun 2005 ia menjalani Diklat sebagai calon kepala sekolah, pada tahun 2006 ia mendapat amanah sebagai Kepala Sekolah di 5 (Lima) SMA di Jakarta hingga tahun 2014. Kemudian pada tahun 2014 ia promosi menjadi kepala seksi kurikulum SMP-SMA, kemudian ia promosi menjadi kepala UPT P 60, pada tahun 2017 ia kembali promosi menjadi Kepala UPT P4OP sampai tahun 2019, pada tahun 2019-2020 ia menjadi Kasudin Pendidikan Wilayah II Kota Jakarta Selatan, dan tepat 8 Januari 2020 ia menjadi Kadisdik Pemprov DKI Jakarta hingga saat ini.

Terkait program unggulan Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana mengungkapkan beberapa hal, yaitu :
Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul: Pemprov DKI Jakarta, khususnya Dinas Pendidikan memberikan kesempatan kepada warga Jakarta untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara memberikan pembiayaan bagi warga Jakarta yang kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan menjadi mahasiswa sampai selesai studi, saat ini pada termin II KJMU tahun 2021 sebanyak 42 % warga yang mendapat KJMU kuliah di UNJ, tepatnya sebanyak 2696 dari 6379. Sisanya tersebar dikampus lain.

Naramuda adalah sebutan bagi warga Jakarta yang mendapat fasilitas KJMU. Mereka dituntut selain melanjutkan studi, mereka harus mempunyai peran lebih melalui program pengabdian masyarakat. Jadi ilmu yang diperoleh harus diaplikasikan dengan jalan mengabdi kepada masyarakat.
Equal Acess for School : Pengejawantahan dari program ini adalah tercapainya keseteraan kualitas dari seluruh sekolah di Jakarta, tentu ini program jangka panjang. Program ini tidak hanya berlaku untuk sekolah negeri, tetapi juga swasta.

D. Harapan Kepada Mahasiswa, Alumni dan UNJ
Harapan Nahdiana buat Mahasiswa UNJ adalah jangan terjebak dalam status mahasiswa kupu-kupu, kuliah-pulang kuliah-pulang, ambil peran dan sibukkan diri kalian dikampus. Mahasiswa harus aktif tidak hanya diakademik, tetapi juga non akademik. Hal lain yang ia sorot adalah, mahasiswa harus mengubah mindset, tidak hanya mengejar nilai semata tetapi juga harus eksplorasi potensi, dan ia berpesan ubah mindset terkait pandemi, pandemi harus dimaknai sebagai arena untuk berubah.

Sedangkan harapan kepada alumni, Nahdiana mengajak kolaborasi untuk mewujudkan pendidikan yang tuntas berkualitas untuk semua, sesuai dengan misi dinas pendidikan. Ditutup harapan kepada UNJ bahwa ketika UNJ meningkat dari segi kuantitas mahasiswa dan sarana prasarana, maka harus diimbangi dengan kualitas pelayanan.

Pos terkait