Analisis Politik Pembubaran Acara KAMI Jatim

Adi Prayitno (republika.co.id)

PENJURU.ID | Surabaya – Analis politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno angkat bicara soal pembubaran acara Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Graha Jabal Nur, Surabaya, Jawa Timur (Jatim) pada hari Selasa, (29/09/2020). Adi mengatakan ada tiga hal yang dapat dilihat dari kasus tersebut. 

Pertama, pembubaran acara KAMI di Jatim adalah bagian dari rumitnya menghadapi virus corona. Karena di satu sisi, KAMI menggelar acara seharusnya sesuai protokol. Namun di sisi lainnya, pilkada mengundang banyak kerumunan. Dia berargumen bahwa aktivitas politik seharusnya disamakan dengan pasar dan tempat ibadah. 

Bacaan Lainnya

Kedua, Adi menyoroti soal izin acara dari aparat kepolisian. Menurutnya, di negara demokratis seperti Indonesia, aktivitas politik warga hanyamembutuhkan pemberitahuan, tanpa surat izin. Justru, yang butuh izin adalah kegiatan seperti pesta atau konser. 

Terakhir, Adi turut menyoroti pembubaran acara KAMI pada sisi publik. Dia mengatakan pembubaran bukan hanya sekedar permasalahan izin dan standar protokol kesehatan, tetapi memperlihatkan kepada publik pembubaran dilakukan karena sikap KAMI yang selama ini mengkritik pemerintah dengan keras. 

Sebelumnya diberitakan, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Trunoyudo membenarkan, bahwa pihaknya membubarkan acara KAMI Jatim karena  izin untuk menyelenggarakan acara tersebut tidak terpenuhi.

Ia menjelaskan, penyelenggara acara KAMI Jatim seharusnya mengajukan izin, 2 pekan sebelum digelarnya acara. Namun, proses pengajuan izin baru disampaikan ke Polda Jatim dua hari menjelang digelarnya acara. 

Untuk kegiatan yang sifatnya nasional harus 21 hari sebelumnya. Kita ketahui dari beberapa yang kita lihat, surat-surat administrasi itu baru diberikan baru 2 hari lalu,” kata Kombes  di Mapolda Jatim, Senin (28/09/2020).

Truno menambahkan bahwa pemberhentian acara tersebut berkaitan dengan upaya pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19. Karena Jatim masuk perhatian nasional terkait penyebaran Covid-19, keselamatan masyarakat adalah yang utama.

Setiap kegiatan keramaian itu harus melalui yang namanya assesment. Untuk situasi saat ini acara secara virtual lebih valid lah,” Truno kasih argumennya.

Pos terkait