Siasat Pertamina Hadapi Turunnya Harga Minyak Dunia

PENJURU.ID, Nasional – Meluasnya wabah virus corona (Covid-19) memberi dampak pada sektor migas di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia. Harga minyak dunia yang sebelumnya cenderung stabil kini merosot drastis ke level terendah dalam kurun waktu 19 tahun terakhir. Tentunya, harga minyak dunia ini mempengaruhi sektor migas dalam negeri, terutama  pengaruh terhadap rencana pemerintah yang tengah mengembangkan Biodiesel 30 persen (B30).

DIrektur Perencanaan Investasi dan Managemen Risiko PT Pertamina Persero, Heru Setiawan mengungkapkan pergerakan harga minyak mentah dunia masih belum dapat diperkirakan secara jelas untuk kedepannya karena secara menyeluruh permintaan menurun akibat “lockdown” di seluruh dunia. Akibat ketidakpastian ini jelas merugikan, khusus nya yang memiliki bidang usaha perminyakan seperti Pertamina.

Bacaan Lainnya

Heru menjelaskan dari sisi hulu dapat menurunkan pendapatan, akan tetapi tidak bisa serta merta menurunkan produksi sebab ada mandat untuk tetap mempertahankan level produksi. Justru jika menurunkan level produksi akan mendapatkan risiko di reservoir management, khawatir tidak bisa kembali ke level produksi awal, Pertamina menjamin tetap mencapai level produksi sesuai yang diinginkan.

Heru pun mengakui, dari segi pasar adanya pengaruh Covid-19 membuat demand Pertamina mmenurun. Tapi, pihaknya mengambil langkah jangka panjang baik untuk menurunkan risiko operasinal ataupun dalam hal penyediaan pasokan BBM kepada masyarakat.

“Pertamina mengupayakan penambahan impor minyak mentah guna menjaga ketersediaan minyak mentah di kilang Pertamina, sehingga mendapat manfaat. Tetapi Pertamina tetap mengutamakan penyerapan minyak mentah dalam negeri” jelasnya.

Di lain hal, anjloknya harga minyak ke titik terendah membuat banyak pihak meminta Pemerintah untuk mempertimbangkan kelanjutan pengembangan B30 yang diresmikan sejak Desember 2019 silam. Pelaksanaan Program B30 didasari atas keberhasilan dari implementasi B20 yang telah dikerjakan sejak tahun 2016. Penerapan program ini juga dinilai sebagai salah saatu langkah tepat dalam mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil hingga menekan angka impor sektor migas untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan.

Meskipun persiapan implementasi B30 di Indonesia sudah dilakukan sejak waktu yang lama, pertanyaan nya apakah pandemi Covid-19 yang menyebabkan harga minyak mentah dunia turun akan mempengaruhi program B30 di Indonesia?

 

Pos terkait