Rencana Sekolah mulai dibuka ditengah Pandemi, Pro Kontra dikalangan Orang Tua murid

Dunia pendidikan Indonesia (Foto siswa siswi pendidikan Dasar)

PENJURU.ID | Nasional – Keputusan Pemerintah Memulai Tahun ajaran baru sekolah memantik pro dan kontra. Hasil survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI menyatakan 80% orang tua yang menjadi responden menolak rencana pembukaan kegiatan sekolah di tengah pandemi.

Meski Kurva kasus Corona masih menanjak, Pemerintah telah meminta masyarakat beradaptasi memulai tatanan normal baru atau new normal di bidang pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memastikan tahun ajaran baru 2020-2021 untuk sekolah dasar dan menengah kembali dimulai 13 Juli 2020 mendatang.

Bacaan Lainnya

Dimulainya ajaran baru meimicu ke khawatiran kegiatan belajar mengajar di sekolah juga bakal dimulai, padahal selama hampir tiga bulan kegiatan sekolah dialihkan jadi belajar jarak jauh untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19.

Masalahnya kesadaran anak-anak untuk menjalankan protokol kesehatan yang terbilang rendah dikawatirkan membuat mereka rentan terinfeksi Corona jika harus kembali ke sekolah. Tidak heran jika dalam survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI Belum lama ini tentang sekolah buka di tengah pandemi 80% orang tua yang jadi responden menolak dan hanya 20% setuju.

Dalam program sapa Indonesia malam di Kompas TV kepala pusat kajian PGRI, Ace Suryadi menyatakan para guru siap mengawal protokol kesehatan jika belajar tatap muka di kelas benar-benar dimulai.

Kalau menurut saya protokol kesehatan itu harus ditegakkan,kita punya banyak sarana pengelolaan, termasuk Kepala Sekolah, Kepala Dinas, Guru-guru sampai dengan mungkin para Pengawas, semuanya harus didayagunakan agar disamping memberikan pengawasan di bidang pendidikan juga pengawasan dalam pelaksanaan protokol kesehatan” ucap Ace.

Kesiapan menjalankan New normal di bidang pendidikan juga diungkapkan Dinas Pendidikan Kota Semarang tidak ada paksaan bagi pihak sekolah yang belum siap dan siswa yang khawatir tertular Corona.

Gunawan Saptogiri, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang menjelaska bahwa tidak ada paksaan untuk masuk Sekolah ” Namanya masyarakat banyak misalnya ada 1 atau 2 orang anaknya tidak mau dipaksa masuk ya gapapa, nanti tetap kita pembelajaran dari kalau nggak penugasan dari sekolah jadi begitu, kemudian misalnya ada yang juga emang sekolahnya nggak mau ya nggak papa tapi nanti kan proses sambil kita menunggu evaluasi dari Pemerintah Pusat”, Jelas Gunawan.

Sejumlah  Daerah kini merangsang tatanan normal baru bidang pendidikan, di Kabupaten Kediri Jawa Timur kegiatan sekolah dipersiapkan dengan penerapan protokol kesehatan, Jam belajar dikelas seminggu sekali, memaksimalkan belajar daring, jumlah siswa di kelas dikurangi 50% dan kursi siswa diatur berjarak.

Kota Tangerang Selatan Banten New normal di sekolah mensyaratkan penerapan protokol kesehatan. jam belajar di kelas seminggu sekali memaksimalkan belajar daring serta penambahan belajar di kelas secara bertahap.

Kota Padang Panjang Sumatera Barat Rencananya sekolah kembali dimulai dengan penerapan protokol kesehatan, jam belajar dikelas dipangkas 50% memaksimalkan belajar daring jumlah siswa di kelas dikurangi 50% dan sistem belajar di kelas digilir Pagi dan siang.

Ditengah pro kontra menteri koordinator pembangunan manusia dan kebudayaan Indonesia Muhadjir Effendy memastikan New normal dunia pendidikan belum final alias masih dalam pembahasan, dikutip dari pemberitaan Kompas TV Muhadjir menyampaikan “ Resikonya terlalu besar untuk sektor Pendidikan, jika salah kelola bisa menjadi cluster baru dan kalau jadi cluster baru nanti jadinya dunia apa citranya nanti kurang bagus dan membahayakan karena ini menyangkut  anak-anak” ujar Muhajir.

(HTAP)

Pos terkait