PENJURU.ID | Jakarta – Sebuah video memperlihatkan warga di Bali dihajar oleh beberapa oknum TNI viral di media sosial di desa Sidetapa, kecamatan Banjar, kabupaten Buleleng, Bali.
Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, membenarkan insiden yang terjadi dalam video tersebut. Ia mengatakan, aksi anggotanya itu merupakan bentuk pembelaan karena tak terima dirinya dipukul oleh salah satu warga.
“Kepala saya dipukul dari belakang, kemudian saya bingung siapa yang mukul saya, nah saat itulah anggota yang ada di kanan kiri saya langsung spontan, karena dia tahu dipukullah orang itu oleh anggota. Jadi yang di Instagram itu hanya sepotong dari versi mereka saja,” ujar Letkol Windra Senin (23/8/2021).
Menurut Windra, kejadian itu bermula saat pihaknya bersama tim gabungan dari Sagas Kabupaten Buleleng yang terdiri dari unsur TNI, Polri, BPBD, Satpol PP, Dinas Kesehatan yang sedang melakukan tracing dengan menggelar swab test antigen di desa tersebut, Senin (23/8/2021).
Sebelum kejadian pemukulan sudah ada sebanyak 104 orang yang lalu-lalang dijalanan. Hal itu dilakukan karena warga disana tidak mau ditesting dan tracing. “Dari 104 yang kami testing, kami mendapatkan 4 orang yang terkonfirmasi positif, dan langsung kami tindak lanjut dengan memanggil keluarganya tracing, kemudian mengantarkan mereka ke isoter Kabupaten Buleleng,” ujar Letkol Windra .
Saat petugas menjaring warga, datanglah pengendara sepeda motor dengan seorang anak remaja yang masih berstatus mahasiswa. Mereka diarahkan oleh petugas gabungan untuk mengikuti rapid test antigen akan tetapi pihak keluarga menolaknya.
Salah satu seorang warga yang menjadi korban pemukulan anggota TNI angkat bicara. Pria berinisial DI (24) membantah tudingan yang disampaikan oknum TNI terkait peristiwa itu.
Menurutnya, tak ada pemukulan yang dilakukan warga terhadap anggota TNI yang sedang menjalani tugas tracing dan testing di desanya. “Tidak ada (melawan), saya tidak melawan, saya dibawah, duduk,”ujar DI Selasa(24/8/2021).
Berdasarkan apa yang disampaikan DI, pemukulan yang ia terima bermula saat ia bersama temannya hendak pulang dari kebun miliknya ditepi Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Senin kemarin.
“kebetulan saya tidak tahu kalau ada pemeriksaan swab, saya lupa pakai masker soalnya habis dari kebun,” jelasnya.
DI mengaku saat dilokasi penyekatan untuk melakukan tes swab DI dihadang oleh TNI , ia mencoba lari meloloskan diri karena tidak menggunakan masker usai meloloskan diri ia mendadak ditarik oleh anggota TNI dan hampir terjatuh meski akhirnya berhasil pergi.
sekitar 40 meter dari lokasi penyekatan, dia mengaku kembali di hadang oleh TNI yang kemudian memukul temannya yang berinisial AG (23).
Sementara itu, Kepala Desa Buleleng Ketut Budiasa mengaku belum bisa memberikan penjelaskan terkait dengan hal tersebut. Pihaknya mengaku akan membicarakannya terlebih dahulu dengan berbagai tokoh masyarakat.
“Inikan masalah di desa, saya ngomong dulu dengan tokoh-tokoh masyarakat sehingga nanti tidak terlalu melebar begitu,” jelas Budiasa.
Setelah menempuh jalur mediasi dan tidak mendapatkan titik temu atau jalur damai kedua belah pihak pun saling melaporkan.





