Kualitas MBG di Tarowang Disorot, Nasi untuk Siswa Ditemukan Tak Layak Konsumsi

PENJURU. ID | Jeneponto  – Program penyediaan Makanan Bergizi (MBG) yang dijalankan oleh Badan Gizi Nasional melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mendapat sorotan di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Pasalnya, makanan yang disalurkan untuk siswa sekolah dasar ditemukan dalam kondisi tidak layak konsumsi.

Peristiwa ini terjadi di UPT SDN 6 Tarowang, Desa Tarowang, Kecamatan Tarowang, Senin (20/10/2025) sekitar pukul 09.45 Wita. Berdasarkan informasi yang dihimpun, sejumlah kotak makanan MBG yang disalurkan melalui Yayasan Tangan Fatima Bekerja ditemukan dengan kondisi nasi basi dan berbau tidak sedap, terutama di ruang kelas IV.

Puluhan siswa dan guru menyaksikan langsung temuan tersebut. Kondisi ini menimbulkan keprihatinan, mengingat program MBG merupakan bagian dari upaya nasional untuk menurunkan angka stunting dan gizi buruk di wilayah pedesaan.

“Anak-anak sempat menerima dan membuka kotak makanannya, tapi ternyata nasinya sudah basi,” ungkap salah satu guru yang enggan disebutkan namanya kepada wartawan, Senin (20/10/2025).

Dugaan sementara, kualitas makanan menurun akibat kurangnya pengawasan dan ketidaksesuaian standar penyajian di lapangan. Pihak sekolah juga khawatir, makanan serupa mungkin telah dikonsumsi oleh siswa di kelas lain sebelum sempat diperiksa.

Saat dikonfirmasi, pihak SPPG Jeneponto membenarkan adanya laporan tersebut dan menyatakan telah melakukan langkah cepat untuk mengganti makanan yang tidak layak.

“Iya pak, saya sudah koordinasi dengan gurunya terkait hal itu. Sementara makanannya mau diganti, dan saya juga sedang melakukan pengecekan di lapangan,” ujar salah satu petugas SPPG saat dikonfirmasi melalui panggilan WhatsApp.

Ditemukan dengan kondisi nasi basi dan berbau tidak sedap

Masyarakat dan pihak sekolah berharap agar program MBG dievaluasi secara menyeluruh, termasuk sistem pengawasan dan kualitas penyedia jasa katering. Program yang bertujuan meningkatkan gizi anak sekolah ini diharapkan benar-benar memberi manfaat nyata bagi kesehatan peserta didik, bukan menimbulkan masalah baru.

Pos terkait