Penjuru.id | Riau – Ada ada saja kelakuan para penjahat lingkungan dan kehutanan. Jelas jelas kawasan hutan lindung, lahan pangan seberang sungai milik warga kelurahan Sedinginan sekitarnya di sulap jadi kebun sawit illegal.
Padahal, berdasarkan surat yang dilayangkan warga sekitar Mei ahun 2011 kepada Pemkab Rohil lahan tersebut sumber kehidupan masyarakat dan tak boleh diterbitkan surat jual beli.
Menyikapi itu, Pakar Lingkungan Hidup dan Kehutanan UIN Suska Riau Dr Elviriadi , S.Pi, M.Si mengaku terkejut dan geram.
“Aaaaaacch tak benar itu. Jelas itu lahan sumber nafkah masyarakat puluhan tahun yang kaya dengan khazanah sumber daya alam. Kini disulap jadi kebun sawit lebih seribu hektar. Takkan kubiarkan, ” ujarnya sambil tangan mengepal.
Elviriadi juga sudah membentuk Aliansi Aktivis Peduli Kawasan Hutan (A2PKH) yang sekber nya di Ujung Tanjung.
Ninik mamak dan pucuk suku Tiga Kelurahan yakni Kelurahan Teluk Mega, Kelurahan Sedinginan dan Kelurahan Sintong sudah menggelar pertemuan musyawarah demi menyelamatkan hutan Ulayat sumber pangan itu.
Bertempat di PN Caffe Ujung Tanjung pertemuan itu dihadiri Datuk Bandaro Suhaimi Kamis, Tokoh Masyarakat Ahmadsyah, Ketua Umum A2PKH Datuk Anirzam, Ketua Harian Datuk Hendra Rifai Aziz, Koordinator Inovasi Pertanian dan Hutan Syufriadi, Datuk Murni mewakili Lembaga Adat Melayu Rohil, Pakar Lingkungan Hidup Dr Elviriadi dan pucuk suku. Pertemuan yang penuh gairah itu bertujuan menghidupkan kembali wibawa dan Marwah adat negeri Melayu Sedinginan sekitar nya di Rokan Hilir.
Elviriadi mengatakan sudah menerima data lengkap dan kronologis perusakan kawasan hutan lindung yang juga lahan cadangan pangan.
“Saya sudah baca surat surat dari Tahun 2011, kemudian kronologis, Nama Nama pemain illegal yang diantaranya ada anggota dewan dan aparatur yang menerbitkan surat. Kita bersama A2PKH juga sudah audiensi bersama Mapolres Rohil. Kita komit memberantas kejahatan kehutanan dan mafia lahan di Kabupaten Rohil. Perusakan hutan dan perampasan tanah masyarakat menimbulkan keresahan, merusak tatanan sosial. Tunggu lah ya, ini merusak peradaban dan norma adat Melayu, ” pungkas peneliti Gambut yang ikhlas gundul permanen demi hutan Berkey.