Resmikan Blandongan Kebaya Tangsel, Saprudin SH: Kearipan lokal sebagai implementasi Perda Pelestarian Budaya Tangsel

Resmikan Blandongan Kebaya Tangsel, Saprudin SH: Kearipan lokal sebagai implementasi Perda Pelestarian Budaya Tangsel

PENJURU.ID | Tangerang Selatan – Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang majemuk dan heterogen yang memiliki keberagaman budaya dan seni tradisional, bermacam Suku dan Ras berbaur menjadi satu kesatuan, salah satu yang erat di masyarakat adalah Budaya Betawi, Suku asli Kota Tangerang Selatan yang ada sejak dahulu, hingga di abadikan dan terpatri dalam berbagai macam logo-logo yang mudah di temukan di setiap moment atau sudut-sudut kota.

Saprudin SH, penggagas dan pendiri Blandongan Kebaya Tangsel yang juga mantan anggota DPRD tangsel periode 2014-2019 saat di temui penjuru.id mengatakan bahwa, Kearipan lokal sebagai bentuk implementasi Perda Pelestarian Budaya Tangsel yang di tuangkannya dalam bentuk fasilitas umum berupa bangunan dengan ornament khas Betawi, dimana bangunan tersebut di peruntukan sebagai tempat atau wadah berbagai macam kegiatan sosial kemasyarakatan khususnya yang berada di lingkungan Kampung Parakan Kelurahan Pondok Benda Pamulang Tangerang Selatan.

Saprudin juga mengatakan, Blandongan Kebaya Tangsel yang di resmikannya pada (22/6/2020) terletak di Jalan Al-Hidayah RT 02 RW 09 Kelurahan Pondok Benda Pamulang Tangerang Selatan, bahwa pentingnya menanamkan kecintaan budaya kepada generasi muda agar mengetahui akar sejarah Kota Tangerang Selatan sebagai jati diri masyarakat yang majemuk dan heterogen.

“Sebagai warga pribumi, harus selalu menjaga budaya dan tradisi sebagai jati diri suatu daerah dalam segala hal, termasuk dalam membuat bangunan harus disisipkan ciri khas daerah Tangsel yaitu Blandongan, istilahnya walaupun Tangsel sudah menjadi kota yg modern kita tidak boleh meninggalkan apalagi sampai melupakan Seni, Budaya dan Tradisi termasuk salah satunya rumah Blandongan Kebaya” paparnya.

Lanjut Saprudin, dia berharap agar generasi muda kedepan bisa memanfaatkan Blandongan Kebaya Tangsel yang bermakna wadah persatuan tersebut dengan berbagai kegiatan guna mempererat tali silaturrahmi dan persaudaraan antar sesama.

“Harapan saya dengan adanya Blandongan Kebaya ini kita bisa selalu mengingat ciri khas bangunan asli kota tangsel, dan tentunya supaya masyarakat sekitar khususnya anak-anak muda dapat memanfaatkannya dalam berbagai macam kegiatan sosial kemasyarakatan” tutupnya.

(Wandy)

Pos terkait