PENJURU.ID | Jakarta – Tim Gerakan Milenial (G-Mile) yang terdiri dari gabungan (perwakilan) Organisasi Kemahasiswaan dan Pemuda (OKP) kembali mengadakan agenda rutinitas setiap hari Jum’at. Tim G-Mile ini diprakarsai oleh para pemuda yang tergabung dalam relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Salah satu perwakilan OKP dari Ikatan Putra Putri Indonesia (IPPI), Anasrullah menuturkan bahwa agenda rutin setiap pekan tersebut difokuskan untuk bersih-bersih rumah ibadah, sosialisasi protokol kesehatan sekaligus penyerahan bantuan alat-alat kebersihan. Adapun gerakan bersih rumah ibadah tersebut pertama kali dimulai pada hari Jum’at (kemarin).
“Jika kegiatan sebelum-sebelumnya agenda dipusatkan di pasar-pasar, dan pasar modern (mall), kali ini kami turun ke masjid-masjid yang ada di DKI Jakarta, yang pada hari Jum’at kita mulai dari masjid “Nurul Jami Iman” yang terletak di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Agenda kali ini yakni bersih-bersih masjid, sosialisasi protokol Covid di era new normal ke jama’ah masjid, dan penyerahan bantuan penunjang kebersihan dan kesucian masjid. Dan kedepannya kegiatan itu akan kami laksanakan setiap hari Jum’at di masjid yang berbeda tentunya dengan konsep yang berbeda,” katanya saat diwawancarai tim redaksi Penjuru.id di kawasan Cikini-Menteng, Jakarta Pusat pada Sabtu, (25/7/2020).
Kegiatan ini, lanjut Irul sapaannya dirasa sangat penting, karena masjid ialah tempat berkumpul banyak orang dan sangat intens beribadah setiap hari, maka substansi dari agenda tersebut ialah menjadikan masjid sebagai basis utama penyadaran masyarakat kelas bawah dan menengah ke atas mengenai bahaya Covid dan pentingnya mematuhi protokol kesehatan, utamanya bagi para pemuda.
“Karena kami beranggapan bahwa kegiatan itu ialah gerakan riil untuk percepatan penanganan rantai Covid-19. Walaupun kecil tapi berdampak besar bagi khalayak umum, dan kami berharap kegiatan tersebut menjadi corong dan inspirasi bagi komunitas yang lain, organisasi yang lain atau publik untuk sama-sama bahu membahu saling menjaga dan mengingatkan agar selalu patuh dan taat dengan protokol kesehatan”.
Ketika ditanyai respon dari masyarakat setempat, dia menjelaskan kedatangannya bersama rekanan lainnya sangat disambut positif, bahkan masyarakat sangat antusias terhadap gerakan anak-anak muda milenial ini, mengingat publik sudah jenuh dengan virus mematikan itu sehingga perlu kesadaran kolektif agar pemutusan mata rantai mahkluk tak kasat mata tersebut segera berakhir.
“Melalui sambutan pak Sholeh sebagai takmir dan ustadz masjid Nurul Jami Iman menyampaikan bahwa kami merasa sangat senang dan berterima kasih atas kedatangan dan bantuan tim G-Mile ke perkampungan kami atau masjid kami, karena kami juga sangat resah terhadap penyebaran Covid ini apalagi sudah banyak korbannya dan kami juga butuh pencerahan dari anak-anak muda G-Mile ini agar warga kami peduli dan sadar tentang bahaya covid-19”, ujarnya menirukan sambutan pengurus masjid.
Ke depan, eks ketua Koordinator Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah Malang (Korkom IMM UMM) periode 2012-2013 ini memperkirakan jika giat ini terus dilaksanakan secara berkesinambungan, maka dalam sebulan setidaknya ada 4 rumah ibadah yang disterilkan dari bahaya Covid, tetapi upaya itu tentu saja harus dimulai dari diri masing-masing individu.
“Jika kegiatan ini terus menerus kita galakan di tengah masyarakat maka dalam sebulan sudah ada 4 masjid, dan setahun sudah 48 masjid, dan kita tidak tahu akan ada berapa nyawa yang akan terselamatkan, maka jika kita mulai dengan kesadaran masing-masing individu untuk saling menguatkan maka musibah pandemi ini akan cepat terselesaikan,” tutupnya.
(AM)