PENJURU.ID | Sampang – Viral, diduga tidak ditangani seorang pasien, Aljannah (25) yang akan melahirkan menjadi perhatian banyak kalangan di Ketapang Barat, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Sabtu malam (04/7/2020).
Kejadian tersebut diketahui saat salah seorang warga bernama, H. Salman mengunggah foto pasien di story Whatsapp nya. Saat dikonfirmasi oleh tim media, pihaknya membenarkan adanya pasien yang tidak ditangani oleh oknum bidan.
“Ya betul mas, kejadian itu kira-kira jam 21.30 WIB pada malam Minggu, kebetulan saya sekarang dengan bapak dari si bayi, Zainuri,” ungkap H. Salman, Senin (06/7/2020).
Diketahui, pasien merupakan warga Desa Ketapang Laok, Kabupaten Sampang. Menurut, H. Salman, pasien sudah berada di depan pagar rumah Bidan Hj. Sri Fuji, dengan kondisi pendarahan berat. Namun sampai setengah jam menunggu belum ada jawaban dari pihak bidan.
“Kebetulan bidan yang biasa menangani sedang keluar kota, sehingga dirujuk pada bidan terdekat. Pasien tetap menunggu karena tidak ada pemberitahuan terpampang apakah bidan ada atau tidak, posisi pasien berada di bawah pagar dengan kondisi kesakitan,” tambahnya.
Akibat dari penelantaran tersebut, Aljannah terpaksa lahir tanpa penanganan di depan rumah bidan tersebut. Menurut, H. Salman, warga sekitar sudah berkerumun dan memanggil. Namun, hanya keluarganya yang keluar.
“Pasien ini lahir di luar tanpa penanganan medis, ya namanya kampung, banyak warga berkerumun dan memanggil tapi yang keluar hanya keluarganya,” tandasnya.
Selaras dengan penjelasan, H. Salman, Zainuri mengungkapkan alasan antara anak dan suami dari bidan tersebut tidak sama. Sehingga hal itu menjadi pertanyaan sampai saat ini pada keluarga pasien.
“Alasan mereka berbeda, Mas. Suaminya bilang kalau istrinya sakit, sedangkan anaknya bilang alasan tidak menangani ini karena tidak ada asisten,” jelasnya.
Ia juga membenarkan, setelah menunggu lama akhirnya bidan tersebut keluar dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Pasien ditangani setelah melahirkan kurang lebih 1 jam sehingga akhirnya dipulangkan.
“Benar bidan ini keluar dengan menggunakan alat, istri saya diinfus dan bayi saya ditaruh di inkubator. Setelah kurang lebih satu jam kami disuruh pulang dalam kondisi istri saya masih pendarahan sampai keesokan harinya, hingga harus ditangani petugas kesehatan disini,” tambanya.
Zainuri juga membeberkan, terkait penarikan biaya sebesar Rp.800 ribu yang dibebankan padanya. Menurutnya biaya ini sudah termasuk biaya kontrol berikutnya dan biaya lainnya.
“Biaya 800 ribu ini katanya mau di alokasikan untuk perawatan selanjutnya, Mas,” pungkasnya.
Sampai berita ini diangkat, tim PENJURU.ID belum mendapat klarifikasi dari bidan yang menangani, Hj. Sri Fuji, H. Amd. Keb.
(Mmt)